Ratu Perinduby. Yulianti
Jauh
sepuh
bayanganmu berlalu
melewati hari-hari semu
bayang yang tak kunjung padam
menghatui hari suram
lalu lalang
melintasi pandang
melalang ke laman khayang
bayang terus melayang
mengukir kenang
membuat kepayang
terbayang masa belasan tahun silam
telah usang
namun terus terkenang
dimana hari hari ini
hari bak pelangi
dari pagi siang petang terus terhiasi
dipenuhi warna warni
menari
berlari
terbang bersama merpati
berjanji sampai mati
gundah gulana tersapuh angan keriaan
rona sumringah terukir kemanjaan
terus terpapar bahagiaan
tak bergeming dengan kepiawaian
sumringah senyuman
sebab senda gurauan
memancing gelak tawa dengan godaan
saat itu
masa lalu yang selalu menjadi hantu
hantu berperawakan syahdu
memintaku mengukir rindu
rindu padamu sang ratu
tak kan usang
kenanganmu sayang
tak kan hilang
masa penuh kasih sayang
meski dalam kenangan
masa lalu syahdu
walau raga telah menjadi abu
tak kunjung bertemu
kenangan tentangmu ratu perindu
ku biarkan mengusik lelapku
membayangkan saat bersamamu
sudah cukup menambah bumbu qalbu
ratu hidupku
kau bukan ibu
tapi belaianmu
menyejukkan pijarku
benteng pertahanan yang padu
menyembunyikanku dalam pangkuanmu
ratu asaku terpatri di hati
bersemayam di balik remang malam
setiap malam
menghadang pemalang
berbaris di garda terdepan
hanya untuk si mayang
sumpah serapah
dari ratuku sayang terus terpapah
tangis kerinduan memecah
luka hati pun terbelah
tak berdarah namun bernanah
begitu kuat pegaruhmu ratuku sayang
membelengguku dalam kenangan
kenang-kenangan bersamamu eyang
tak kan ku buang karna terlalu sayang
biarkan menjadi sandang
mematri bayang