Tampilkan postingan dengan label Kelas XI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kelas XI. Tampilkan semua postingan

TEKS CERPEN: PENGERTIAN, STRUKTUR, KEBAHASAAN




 TEKS CERPEN

A. Pengertian Teks Cerpen

        Cerita pendek (cerpen) merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa. Cerpen menurut fisiknya adalah cerita yang terdiri dari 500-5.000 kata yang biasanya selesai dibaca dalam waktu 10-30 menit. bahasa yang digunakan seperti bahasa sehari-hari. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa, dan pengalaman. oleh karena hanya megisahkan masalah sederhana dan diceritakan secara singkat, tokoh dalam cerpen tidak sampai mengalami perubahan nasib. 
        Sebuah cerpen ditulis oleh seorang pengarang sehingga cerpen tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari.Cerita dalam cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan yang berada di sekitar pengarang cerpen. 
Nilai yang terkandung dalam cerpen, yaitu:
1. Nilai moral (akhlak/budi pekerti/ susila/ baik buruknya tingkah laku)
2. Nilai sosial (norma masyarakat)
3. Nilai religius (agama)
4. Nilai pendidikan (perubahan tingkah laku dari yang buruk ke yang baik)
5. Nilai politis (pemerintahan)
6. Nilai etika (sopan santun)
7. Nilai budaya (adat istiadat)
8. Nilai Kemanusiaan (sifat manusia)

B. Unsur Pembangun Cerpen

Cerpen dibangun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik.
1. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur intrinsik mencangkup hal-hal berikut.
a. Tema adalah ide pokok cerita
b. Alur adalah susunan peristiwa atau kejadian yeng membentuk cerita. Alur dibagi menjadi 3, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Tahapan alur sebagai berikut.
1). Tahapan pengenalan situasi cerita( perkenalan), berupa pengenalan tokoh, latar, dan sebagainya.
2). Tahapan pemunculan masalah (penanjakan)
3). Tahapan peningkatan/perkembangan konflik
4). Tahapan puncak konflik (klimaks)
5). Tahapan penyelesaian konflik (anti klimaks)
c. Penokohan adalah penggambaran dan pengembangan karakter/ sifat tokoh dalam cerita.
Karakter tokoh dapat dijelaskan secara langsung (analitik) dan tidak langsung (dramatik).
1). Metode analitik (langsung) adalah metode pemberian watak tokoh oleh pengarang dengan mendeskripsikan wataknya secara langsung
2). Metode dramatik ( tidak langsung) adalah metode pemberian watak tokoh oleh pengarang dengan menampilkan tokoh secara tidak langsung atau tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat serta tingkah laku tokoh. Metode tidak langsung ini dilakukan melalui tindakan tokoh, pikiran tokoh, dialog antartokoh, deskripsi fisik tokoh, reaksi, lingkungan sekitar tokoh serta tahapan tokoh lain.
Ada 4 jenis tokoh yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:

1)       Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan mempunyai sifat yang baik.

2)       Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan daripada tokoh
protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri, dengki, sombong, angkuh, congkak dan lain-lain.

3)       Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara antagonis. Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.

4)       Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan tambahan warna dalam cerita.

d. Latar atau setting adalah tempat, waktu, dan suasana berlangsungnya kejadian dalam cerita.
e. Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang dalam cerita dibagi menjadi :
1). Sudut pandang orang pertama pelaku utama
2). Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan
3). Sudut pandang orang ketiga serbatau
4). Sudut pandang orang ketiga pengamat
f. Gaya bahasa adalah ciri khas sang penulis dalam menyampaikan tulisannya kepada publik. Baik itu penggunaan majasnya, diksi dan pemilihan kalimat yang tepat di dalam cerpennya.
g. Amanat adalah pesan moral atau pelajaran yang dapat kita petik dari cerita pendek tersebut. Amanat biasanya tidak ditulis secara langsung, melainkan tersirat dan akan bergantung sesuai pemahaman pembaca akan cerita pendek itu.
2. Unsur Ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya sastra tetapi berpengaruh dalam proses pembuatan cerpen. Unsur intrinsik mencangkup hal-hal berikut.

a. Latar belakang masyarakat merupakan faktor lingkungan masyarakat sekitar yang mempengaruhi penulis dalam membuat cerpen tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penulis, diantaranya sebagai berikut:

1) Ideologi Negara

2) Kondisi Politik

3) Kondisi Sosial

4) Kondisi Ekonomi

b.Latar belakang penulis adalah sebuah faktor dari dalam diri penulis yang mendorong penulis dalam membuat cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, diantaranya adalah:

1) Riwayat Hidup Penulis

2) Kondisi Psikologis

3) Aliran Sastra Penulis

c. Nilai yang terkandung dalam cerpen, nilai yang menjadi unsur ekstrinsik dalam sebuah cerpen adalah:

1) Nilai Agama

2) Nilai Sosial

3) Nilai Moral

4) Nilai Budaya


C. Struktur Cerpen

Struktur cerpen, antar lain:

1.     Abstrak adalah gambaran awal cerita berisi rangkuman atau intisari dari cerita, dan  juga pembaca bisa memperkirakan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

2.    Orientasi adalah pengenalan tokoh dan latar diperkenalkan. Latar, yang terdiri atas latar waktu, suasana, dan tempat, diceritakan baik langsung maupun tak langsung, begitupun dari watak tokoh.

3.  Komplikasi adalah bagian tengah, seorang penulis memiliki tugas yang sulit untuk membuat pembaca tertarik, sebelum mencapai akhir cerita. Tokoh-tokoh akan menghadapi konflik, dan seringkali hal-hal menjadi lebih buruk bagi mereka dan mereka perlu menemukan cara untuk membereskannya. Bagian inilah disebut dengan komplikasi.

4.  Evaluasi adalah bagian yang menyajikan perjalanan konflik sampai ke titik tertinggi (klimaks) yang setelahnya akan ditemukan pemecahan ataupun peleraian.

5.  Resolusi disebut juga dengan peleraian, yaitu saat titik tertinggi mulai menurun hingga bertemu pada bagian koda.

6.  Koda adalah bagian akhir dari cerpen. Penulis akan menyampaikan pesan moralnya baik secara eksplisit maupun implisit.


 D. Kaidah Kebahasaan Cerpen

Cerpen memiliki ciri-ciri kebahasaan, antara lain:

1. Menggunakan pendeskripsian yang kuat. Dalam mendeskripsikan fisik tokoh penulis menggunakan kata-kata sifat untuk perbandingan. Hal ini juga yang dibutuhkan untuk menggambarkan suasana, seperti suasana di sawah ataupun di sebuah gua. Kepiawaian penulis sangat dibutuhkan agar semakin membuat pembaca menyelam ke dalam cerita.

2. Menggunakan frasa adverbial (kata keterangan) untuk menunjukkan latar tempat atau pun waktu, seperti pada pagi hari, di sebuah desa, pada dinihari, dsb.

3.   Menggunakan kalimat langsung dan ada juga yang tak langsung, ataupun berupa dialog.

4.  Menggunakan kata-kata kiasan atau konotatif, seperti dewi pagi yang berarti matahari, surga dunia yang berarti merujuk pada tempat-tempat hiburan atau pariwisata.

5. Menggunakan bahasa yang informal ataupun semiformal. Meskipun demikian, tanda baca digunakan secara tepat berdasarkan aturan PUEBI.